Assalammu a'laikum wr wb.. Welcome to ..::CORETAN FAZAR::.. Semoga Terkesan Yaeh... Jangan Lupa Comment..
Jangan lupa comen dan join di blog Coretan Fazar

Senin, 11 April 2011

Cara Membuat Double Klik untuk Back to Top (Kembali ke Atas)

Hy..Friend Setelah selesai membaca artikel di blog, tanpa sadar kita sudah berada di bagian paling bawah blog. Untuk kembali ke atas harus gulung scrollbar deh.Karena itu kita bisa membuat sebuah shortcut agar pengunjung bisa kembali ke bagian atas blog dengan mudah hanya dengan double klik,
Langsung aja deh, caranya gini nih:

1. Pergi ke Layout--->Edit HTML
2. Centang dulu kotak pada Expand Template Widget
3. Kemudian pasangkan kode berikut sebelum kode  </head>




Spoiler:


<script language="JavaScript1.2">
function dblclick() {
window.scrollTo(0,0)
}
if (document.layers) {
document.captureEvents(Event.ONDBLCLICK);
}
document.ondblclick=dblclick;
</script>


4. Simpan
Mudah kan? Semoga Bermanfaat...
Baca selengkapnya ..::CORETAN FA2AR::..: April 2011

Keutamaan Dzikir Kepada Allah SWT

قَالَ رَسُوْلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ، إِذَا ذَكَرَنِي، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ، ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ، بِشِبْرٍ، تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا، تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي، أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً. (صحيح البخاري) وَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَنَا مَعَ عَبْدِي حَيْثُمَا ذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ (صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah SAW: “Dia Allah berfirman: “Aku bersama prasangka hambaKu, dan Aku Bersamanya ketika ia mengingatKu, jika ia mengingat/menyebutku dalam kesendirian, maka Aku Mengingatnya dalam DzatKu, jika ia mengingatKu, ditempat yang ramai, maka Aku mengingatnya ditempat yang lebih ramai (para malaikat2 suci) (Shahih Bukhari)
Dan berkata Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW, Allah SWT berfirman: “Aku bersama hambaKu, saat hambaKu mengingatku dan bergerak bibirnya menyebut namaKu” (Shahih Bukhari)


ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan puji kehadirat Allah, yang dengan memujinya terangkatlah hamba-hamba menuju cahaya keterpujian, yang dengan berdoa dan hadir di majelis doa terangkatlah hamba-hamba kepada keluhuran dan kedekatan dengan Yang Maha memuliakan para pendoa, Allah subhanahu wata’ala Yang Maha memuliakan hamba-hamba yang berdzikir dan berdoa, dan sebagaimana yang telah dijelaskan oleh para hujjatul islam dan para imam bahwa doa ( memohon kepada Allah ) adalah bagian dari dzikir, oleh karena itu perkumpulan dzikir dimuliakan oleh Allah dan yang duduk bersama orang-orang yang berdzikir, atau yang menghadiri majelis dzikir meskipun tanpa berniat berdzikir tetap dimuliakan oleh Yang Maha Memuliakan ahlu dzikir, Allah subhanahu wata’ala, Sang Maha memiliki kerajaan alam semesta ini, Yang Tunggal mengatur dengan kehendak-Nya dan tiada kehendak yang melebihi kehendaknya. jika Allah menghendaki sesuatu maka terjadilah, dan jika Allah tidak berkehendak terhadap sesuatu maka hal tidak akan pernah terjadi. Tidak satu nafas pun bisa bernafas, dan tidak satu sel pun bisa berfungsi kecuali karena kehendak-Nya. Seorang hamba diberi tangan namun jika Allah tidak mengizinkan tangannya berfungsi maka seluruh sel tangannya pun tidak akan berfungsi walaupun ia memilik tangan, atau seorang hamba yang memiliki lidah dan bibir serta mampu berbicara, namun jika Allah menghendaki dia sakit lalu dia tidak lagi bisa berbicara meskipun ia mempunyai lidah dan bibir, Allah Maha Mampu akan hal itu. Begitupula jika Allah berkehendak maka kulit pun akan bisa berbicara, dimana di hari ketika bibir dan lidah kita bungkam dan tidak mampu berbicara di saat itulah kulit dan tulang kita mampu berbicara, maka disaat itu manusia berkata kepada tubuh dan kulitnya, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
لِمَ شَهِدْتُمْ عَلَيْنَا
( فصلت : 21 )
“ Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami? ” ( QS. Fusshilat : 21 )
Maka mereka menjawab :
أَنْطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
( فصلت : 21 )
“ Yang menjadikan kami dapat berbicara adalah Allah, yang (juga) menjadikan segala sesuatu dapat berbicara, dan Dialah yang menciptakan kamu yang pertama kali dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan ” ( QS. Fusshilat : 21 )
Bahkan api yang hakikatnya panas namun Allah mampu menjadikannya dingin, Allah Maha Mampu menjadikan banjir besar yang menghancurkan dan Allah Maha Mampu menjadikan banjir yang begitu besar hanya sampai di depan masjid, sebagaimana yang terjadi pada tsunami beberapa tahun di Aceh. Setelah kita fahami bahwa seluruh kejadian tidak akan pernah bisa terjadi kecuali dengan kehendak, keinginan dan ketentuan-Nya, maka beruntunglah bagi orang yang mendekat kepada Yang Maha Menentukan, karena setiap gerak-gerik di alam semesta ini dikuasai oleh Allah subhanahu wata’ala. Alam semesta bisa berubah dalam sekejap, kesulitan dalam sekejap bisa berubah menjadi kemudahan, begitu pula kemudahan dalam sekejap bisa berubah menjadi dari kesulitan yang abadi.
Hadirin hadirat, diriwayatkan dalam riwayat yang tsiqah (kuat) ketika seorang raja mengadakan pesta untuk merayakan kekuasaannya yang semakin luas dan kuat, tentaranya yang semakin banyak, harta yang semakin berlimpah, dan semua yang ia inginkan mampu ia perbuat, maka ia merayakannya dengan pesta dan tidak satu pun yang bisa mengganggunya, maka ketika itu datanglah seseorang ke istana raja itu dan mengetuk pintu, maka para penjaga di pintu pertama membukakan pintu, dan orang itu menyampaikan bahwa dia ingin menemui raja, maka penjaga pintu berkata bahwa sang raja lagi mengadakan pesta kemudian mengusirnya. Maka orang itu berpindah ke pintu yang kedua dan mengatakan bahwa ia ingin bertemu raja, penjaga pintu kedua pun berkata hal yang sama, maka orang itu berkata : “aku adalah utusan” namun penjaga pintu kedua tetap mengusirnya, maka ia pun pergi ke pintu yang ketiga dengan mengetuk pintu yang mana ketukan itu seakan membuat guncang seluruh istana dan merobohkan singgasana, ia berkata : “aku adalah malaikat sakaratul maut yang datang untuk mencabut ruh sang raja”, maka raja pun sangat terkejut dan ketakutan, karena jika tamu itu telah datang maka tidak seorang pun bisa menolaknya, dan malaikat itu berada di hadapan sang raja, maka raja itu berkata : “aku baru saja akan meneguk minumanku untuk merayakan pesta kemenangan, maka izinkanlah aku untuk meneguk segelas minuman ini, lalu cabutlah nyawaku”, maka malaikat sakaratul maut berkata : “ engkau telah ditentukan untuk wafat sebelum engkau meneguk air ini”, maka raja pun terjatuh kemudian dimasukkan ke dalam perut bumi, dan disana dia telah bersama tentara-tentara kematian, mereka yang menjemput ruh dan memisahkannya dengan jasad dan menghantarkannya ke alam barzakh dalam keluhuran atau kehinaan . Dan ketika ruh seseorang telah berada dalam genggaman tentara kematian, maka di saat itu beruntunglah para pencinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, jika sudah terlepas dari semua yang kita miliki, dari keluarga, teman dan kerabat lalu ditinggal sendiri di dalam kubur dan ruh telah dibawa oleh pasukan kematian, maka disaat itu tidak ada lagi yang bisa dibanggakan, dan dosa-dosa telah bertumpuk dan siap untuk dipertanyakan dalam keadaan sendiri di alam yang asing, dalam keadaan nasib yang membingungkan, maka di saat tidak ada yang lebih bergembira dari mereka yang mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka dikenal di alam kubur karena para tentara kematian mengenali nama Muhammad rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana ucapan rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : “Semua alam semesta mengenal bahwa aku adalah utusan Allah, kecuali pendosa dari kalangan jin dan manusia mereka tidak mengenalku”. Diriwayatkan dalam Shahih Muslim ketika seorang hamba dicintai oelh Allah, maka Allah berkata kepada malaikat Jibril AS :
إنِّي أُحِبُّ فُلاَناً ، فَأَحِبَّهُ ، قَالَ : فَيُحِبُّهُ جِبْرِيْلُ ، ثُمَّ يُنَادِيْ فِي السَّمَاءِ ، فَيَقُوْلُ : إِنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلاَناً فَأَحِبُّوْهُ ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ، قَالَ : ثُمَّ يُوْضَعُ لَهُ الْقَبُوْلُ فِي اْلأَرْضِ ، وَ إِذَا أَبْغَضُ عَبْداً دَعَا جِبْرِيْلَ فَيَقُوْلُ : إِنِّيْ أبْغِضُ فلاناً فأبْغِضْهُ ، قَالَ : فَيُبْغِضُهُ جِبْرِيْلُ ، ثُمَّ يُنَادِيْ فِي أَهْلِ السَّمَاءِ : إِنَّ اللهَ يُبْغِضُ فُلاَناً فَأَبْغِضُوْهُ ، قَالَ فَيُبْغِضُوْنَهُ ، ثُمَّ تُوْضَعُ لَهُ البَغْضَاءُ فيِ اْلأَرْضِ
“ Sungguh Aku mencintai Fulan maka cintailah dia, Dia berkata : maka Jibril pun mencintainya kemudian dia menyeru di langit dan berkata : sesungguhnya Allah mencintai Fulan maka cintailah dia, maka penduduk langit pun mencintainya, maka dia pun diterima(dicintai) di bumi, dan jika Allah membenci seseorang Dia memanggil Jibril dan berkata: “Sungguh Aku membenci si fulan maka bencilah dia, Dia berkata : maka Jibril pun membencinya, kemudian menyeru kepada penduduk langit : sesungguhnya Allah membenci Fulan maka bencilah dia, maka penduduk langit pun membencinya, kemudian penduduk bumi pun membencinya”
Maka nama orang itu dikenal oleh penduduk angkasa raya, namun hal yang seperti itu tidak didengar oleh manusia di alam dunia. Jika manusia yang dicintai Allah namanya akan dikenal sampai ke langit, maka terlebih lagi pimpinannya sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau dikenal semua makhluk, begitupula nama sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam masyhur di alam barzakh. Sebagaimana sabda Rasulullah dalam riwayat Shahih Al Bukhari bahwa manusia akan mendapatkan cobaan di alam kubur dan dibawa kehadapan rasulullah kemudian ditanya : “apa pengetahuanmu tentang orang ini?”, maka orang yang beriman akan menjawab : “dia adalah Muhammad rasulullah yang datang dengan membawa petunjuk dari Allah, dia Muhammad, dia Muhammad, dia Muhammad”, maka malaikat berkata : “ tidurlah dengan tenang , kami telah mengetahui bahwa engkau adalah orang yang shalih”, maka selesailah segala cobaannya di dunia dan di alam kubur. Sebaliknya mereka-mereka yang tidak mengenal nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ketika ditanya tentang nabi Muhammad, mereka hanya menjawab : “aku tidak mengetahuinya”, maka malaikat pun menghantamnya dengan palu besi yang sangat besar sehingga ia menjerit dengan kerasnya yang mana jeritan itu didengar oleh semua makhluk di langit dan di bumi kecuali jin dan manusia. Sungguh beruntunglah para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena Allah memunculkan cinta-Nya melalui sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
( آل عمران : 31 )
“ Katakanlah (Muhammad), “Jika kalian mencintai Allah makaikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun Maha Penyayang” ( QS. Ali Imran : 31 )
Maka apakah salah jika kita mengadakan tasyakuran dan maulid nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam?!. Semakin hari ummat semakin lupa dengan nabinya, dan ummat semakin kacau karena banyak muncul yang mengaku nabi, atau mengaku tuhan, dan mengaku Jibril, justru untuk menghadapi hal anarkis yang seperti adalah dengan mengenalkan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Hadirin hadirat hadirat yang dimuliakan Allah
Hadits yang telah kita baca tadi merupakan penjelasan dari firman Allah subhanahu wata’ala, dan sebagai pelajaran dan teguran untuk para sahabat, dimana Allah subhanahu wata’ala berfirma:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ
( الحجرات : 2 )
“ Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kalian berkata kepadanya dengan suara keras, sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap yang lain, (karena) pahala segala amal kalian bisa terhapus sedangkan kalian tidak menyadari ” ( QS. Al Hujurat : 2 )
Maka sejak itu diturunkan, sayyidina Abu Bakr As Shiddiq RA jika berbicara kepada rasulullah dengan suara yang sangat rendah, sehingga suara itu hampir tidak terdengar, karena takutnya atas firman Allah tersebut, maka rasulullah berkata : “wahai Abu Bakr, keraskan suaramu aku tidak mendengarnya”. Allah tidak hanya mengancam dengan ancaman bahwa hal itu adalah dosa besar, bahkan Allah mengancam dengan menghapus seluruh amal pahalanya, dan hal itu bukan ditujukan kepada kita yang banyak berbuat dosa, namun kepada kaum Muhajirin dan Anshar, Khulafaur rasyidin, dan para ahlu Badr, jika mereka mengeraskan suara dihadapan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka seluruh amal pahalanya akan dihapus. Sungguh belum pernah Allah memerintahkan seorang hamba untuk memuliakan manusia melebihi raja-raja, kecuali perintah Allah untuk memuliakan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Hadits ini teriwayatkan ketika Rasulullah tidak melihat sayyidina Tsabit bin Qais disekitar beliau, rasulullah selalu memperhatikannya ketika shalat berjamaah dan di setiap majelis dia selalu ada, maka salah seorang sahabat pergi mencarinya kemudian mendapatinya di rumahnya menunduk dengan mengalirkan air mata, dan ketika ditanya : “wahai Qais bagaimana kabarmu?” maka ia menjawab : “ sungguh buruk keadaanku, karena aku ini termasuk golongan orang yang masuk neraka karena aku telah mengeraskan suara di hadapan rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”, firman Allah yang turun membuat Tsabit bin Qais ketakutan. Dalam salah suatu riwayat dijelaskan bahwa Tsabit bin Qais ini memliki pendengaran yang kurang baik, maka ketika berbicara ia akan mengeraskan suaranya begitupula ketika ia berbicara di hadapan rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ketika ayat ini turun ia pun langsung masuk ke dalam rumahnya dan tidak lagi keluar dari rumahnya dan bersedih merasa bahwa ayat yang turun itu adalah teguran untuknya . Maka sahabat yang datang kepada Tsabit bin Qais tadi kembali menghadap rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan menceritakan keadaan Tsabit bin Qais, maka rasulullah berkata : “Kembalilah engkau kepada Tsabit bin Qais dan sampaikan kepadanya kabar gembira yang sangat agung, bahwa dia bukanlah penduduk neraka namun di adalah penduduk surga”. Mengapa demikian? Karena dia sangat ingin menghormati sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Demikian indahnya rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,dan hal itu adalah syafaat nabi kepada para sahabatnya, karena rasulullah adalah manusia yang sangat lembut dan penuh kasih sayang kepada siapa pun, kepada orang yang jahat sekalipun beliau bersifat lemah lembut, demikianlah akhlak mulia sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari dimana ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membagikan harta ghanimah kepada kaum faqir, maka disaat itu kaum fuqara’ pun banyak yang telah bergilir untuk mendapatkan bagian masing-masing, namun di saat itu salah seorang bapak yang sangat tua renta berkata kepada anaknya : “ kita berangkat nanti agak sore saja nak”, maka sang anak berkata : “wahai ayah nanti kita akan terlambat dan tidak mendapatkan bagian” si ayah menjawab : “jangan khawatir nak, aku tau betul sifat rasulullah, beliau akan tetap memberikan hak kita”. Maka ketika sampai di tempat pembagian ghanimah, semua orang sudah pulang, maka si ayah berkata kepada anaknya : “nak, sekarang kamu panggil rasulullah”, si anak berkata : “ ayah, pantaskah aku memanggil rasulullah hanya untuk hal seperti ini?” si ayah berkata: “ wahai anakku, rasulullah bukan orang yang bengis tetapi beliau orang yang penuh lemah lembut”, si anak pun datang kepada rasulullah dan berkata : “assalamu’alaikum wahai Rasulullah, ayahku datang untuk berjumpa”, maka rasulullah menyambutnya dengan berkata : “selamat datang, ambillah bagianmu ini dari tadi aku telah menunggumu, dan jika engkau tidak datang maka aku yang akan mengantarkannya ke tempatmu”, rasulullah mengetahui pasti jumlah kaum fuqara’, dan mengetahui pula siapa diantara mereka yang tidak datang, indahnya budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Diriwayatkan ketika seorang budak wanita tua datang kepada Rasulullah dia bergetar ketika melihat kewibawaan rasulullah dan tidak bisa berbicara dihadapan beliau karena kewibawaan beliau, maka Rasulullah berkata: “jangan risau dan takut, katakanlah apa yang engkau inginkan, engkau tidak perlu datang kepadaku, jika engkau membutuhkanku dan engkau panggil aku maka aku pun akan datang kepadamu”. Sebagaimana jika anak kecil menarik tangnnya dan mengajaknya bermain maka beliau pun akan ikut kemanapun mereka membawanya, sungguh indah akhlak beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Dalam kesempatn yang mulia ini, kita mengingat juga kejadian hijrah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pada tanggal 12 Rabi’ul Awal. Diriwayatkan di dalam Sirah Ibn Hisyam dan lainnya bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam keluar pada malam Senin di awal bulan Rabi’ul Awal, kemudian tiba di Madinah Al Munawwarah pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awal, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa hijrahnya beliau dari Makkah Al Mukarramah sampai ke Madinah Al Munawwarah selama satu minggu, kenapa selama itu?, karena ketika izin hijrah telah turun dengan mimpi salah seorang wanita sahabiyah yang bermimpi para sahabat hijrah dari Makkah ke tempat yang hijau, maka rasulullah berkata : “itu adalah izin untuk hijrah”, dan tempat yang hijau itu adalah kota Yatsrib”, yaitu Madinah Al Munawwarah. Dan disaat itu keadaan rasulullah sangat sulit, padahal beliau shallallahu ‘alaihi wasallam sangat mampu menghantam musuh-musuhnya hanya dengan doa, karena pengikut rasulullah disaat itu masih sangat sedikit maka pasukan musuh akan dengan mudah mengalahkannya, namun dengan kekuatan doa rasulullah sangat dahsyat seandainya beliau berdoa agar dunia dipendam oleh air pastilah hal itu akan terjadi. Dan Allah subhanahu wata’ala menjadikan seluruh kehidupan di alam semesta ini berpadu pada usia nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaiman firman Allah subhanahu wata’ala :
لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ
( الحجر : 72 )
“ Demi umurmu (Muhammad), sungguh mereka terombang-ambing dalam dalam kemabukan (kesesatan)” ( QS. Al Hijr : 72 )
Dan kelanjutannya ayat itu adalah tentang cerita nabi Luth yaitu musibah yang ditimpakan kepada kaum nabi Luth As yang tidak beriman dan terus melakukan maksiat (homoseks) di muka bumi sehingga semua kaum yang tidak beriman itu dibinasakan dan tempat itu dikenal dengan sebutan Bahr Al Mayyit ( Laut mati ). Sungguh semua kejadian di permukaan bumi ini telah Allah ikat dengan usia nabi Muhammad shallallahu ‘alaiahi wasallam. Semua zaman telah Allah ikat dengan usia nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dengan firman berfirman : “Demi usiamu”, darimana pendapat ini? beberapa tahun yang lalu guru mulia kita Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh menyampaikan tentang ayat ini di Masjid Al Munawwar ini, bahwa alam semesta ini telah Allah ikat seluruh kejadiannya dengan 63 tahun yaitu usia nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mengapa demikian? karena rahmat Allah subhanahu wata’ala diikat dengan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana firman Allah:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
( الأنبياء : 107 )
“ Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam” ( QS. Al Anbiyaa : 107 )
Maka ketika telah turun izin hijrah, rasulullah memerintahkan para sahabat untuk hijrah kelompok demi kelompok, namun rasulullah sendiri masih bertahan karena masih banyak hal-hal dan amanat yang harus diselesaikan. Dan para kuffar quraisy meskipun mereka memusuhi Nabi namun mereka mengetahui dan mempercayai bahwa nabi Muhammad adalah orang yang paling menjaga amanat dan tidak pernah khianat, mereka mereka memusuhi nabi namun barang-barang berharga mereka titipkan kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Seharusnya semua mereka beriman dan mengakui bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah dan masuk Islam dengan budi pekerti nabi ini, namun inilah hidayah yang tidak akan diberikan kecuali jika Allah menghendaki. Jadi kalau zaman sekarang ada orang yang mendustakan nabi maka hal itu disebabkan karena dua hal, pertama dha’f al iman yaitu lemahnya iman dan kedua karena tidak atau belum mendapatkan hidayah. Maka jika seseorang tidak mendapatkan hidayah maka hanya berdoa yang dapat kita perbuat dan dengan mendakwahinya secara perlahan-lahan, jika Allah berikan hidayah kepadanya maka ia akan berubah. Sebagaimana kita ketahui bahwa Abu Lahab adalah paman nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dia melihat rasulullah, menyaksikan kelahiran rasulullah, duduk bersama rasulullah dan melihat ajaran rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam namun dia tetap tidak beriman dan tetap dengan kekufurannya, karena dia tidak mendapatkan hidayah dari Allah, padahal dia berjumpa dan melihat rasulullah secara langsung, maka terlebih lagi zaman sekarang yang puluhan abad setelah zaman rasulullah, maka sungguh sangat wajar namun perlu diluruskan bukan berarti dibiarkan. Kelemahan iman yang ada di zaman ini, mereka tidak mengetahui siapa nabi mereka, jika mereka mengetahui dan mengenali nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka mereka tidak akan mengaku nabi lain selain nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka akan mengakui satu nabi mereka yaitu sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Maka ketika para sahabat mulai hijrah, sayyidina Abu Bakr ingin berangkat hijrah terlebih dahulu namun rasulullah menahannya, mengapa sayyidina Abu Bakr As Shiddiq ingin berangkat terlebih dahulu ? karena Abu Bakr As Shiddiq adalah orang yang kaya raya, maka kuffar quraiys marah jika beliau selalu mengikuti nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Oleh karena itu nabi Muhammad akan aman dari gangguan kuffar quraisy jika sayyidina Abu Bakr tidak bersama rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, namun rasulullah tetap tidak mengizinkannya hingga tibalah suatu hari ketika jika sayyidah Asma bint Abi Bakr As Shiddiq melihat rasulullah mendatangi rumahnya di siang hari ketika matahari sangat terik, pastilah ada sesuatu yang penting, maka sayyidina Abu Bakr berkata : “wahai Rasulullah sudah adakah izin untuk berangkat hijrah?”, rasulullah menjawab : “iya, betul wahai Abu Bakr”, kemudian sayyidina Abu Bakr As Shiddiq berkata : “bolehkah aku menemanimu wahai rasulullah?”, rasulullah menjawab : “engkau yang akan menemaniku wahai Abu Bakr”, maka Abu Bakr langsung menangis haru dan memeluk nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata : “wahai Rasulullah aku siapkan 2 ekor onta”, rasulullah berkata berkali-kali : “aku akan membayarnya”, namun sayyidina Abu Bakr As Shiddiq menolaknya bahkan beliau mengeluarkan seluruh hartanya untuk sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika sayyidina Abu Bakr ditanya : “apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?”, maka beliau menjawab : “aku menyisakan Allah dan rasul-Nya untuk kelurgaku”. Itulah madzhab sadaqah Abu Bakr As Shiddiq RA. Oleh karena itu dalam salah satu kejadian, dimana ada kakak beradik, si kakak adalah pengusaha dan si adik adalah orang yang sangat cinta kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, suatu saat ketika musim panen dia berkata kepada adiknya : “ adikku, aku akan berangkat haji, jika telah tiba waktu panen maka hasilnya engkau taruh di dalam lumbung dan keluarkan zakatnya”, dan si kakak pun berangkat untuk ibadah haji. Setelah kembali dari haji dia bertanya kepada adiknya : “adikkku, bagaimana sudah panen kah kita?” Si adik menjawab : “sudah”, “lalu zakatnya sudah engkau keluarkan?” Tanya sang kakak, si adik menjawab : “sudah”. Maka si kakak pergi ke lumbung untuk melihat hasil panennya dan ternyata di dalamnya tidak tersisa apa-apa, maka ia berkata : “adikku, bagaimana hasil panen kita?” si adik menjawab : “sudah kubayarkan semua untuk zakat”, si kakak berkata : “zakat hanya 2,5 %, madzhab zakat siapa yang engkau ikuti?” si adik menjawab : “madzhab sayyidina Abu Bakr As Shiddiq”, maka sang kakak pun hanya terdiam. Sayyidah Asma bint Abu Bakr As Shiddiq digelari Dzinnithaqain (pemilik 2 tali) dan kelak di surge akan dipanggil dengan gelar itu, diberi julukan itu karena ketika rasulullah dan sayyidina Abu Bakr bersiap untuk berangkat hijrah dan perlengkapan mulai diikat di tunggangan rasulullah dan sayyidina Abu Bakr, disaat itu kekurangan tali untuk mengikat perlengkapan itu dan tidak mendapatkan tali lagi, maka sayyidah Asma pun mencabut tali panjang yang mengikat bajunya kemudian dipotong menjadi 2 bagian dan tali yang yang satunya diikatkan di onta rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Berangkatlah Rasulullah bersama sayyidina Abu Bakr untuk hijrah dan mereka masuk ke goa Tsur terlebih dahulu supaya orang-orang yang mengejar mereka kehilangan jejak, karena mereka akan mengira bahwa Rasulullah dan Abu Bakr menuju Madinah Al Munawwarah. Padahal jika rasulullah berkehendak dan berdoa kepada Allah agar tidak ada yang mengejar mereka maka pastilah Allah mengabulkannya dan selesailah permasalahan, namun karena indahnya adab rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau tetap menghadapi keadaan itu dengan penuh kesabaran, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
( القلم : 4 )
“ Dan sesungguhnya engkau ( Muhammad ) benar-benar berbudi pekerti yang luhur” ( QS. Al Qalam : 4 )
Beberapa hari Rasulullah dan sayyidina Abu Bakr berada di goa Tsur, dan sayyidah Asma binti Abu Bakr naik ke atas gunung secara diam-diam membawakan makanan untuk rasulullah dan sayyidina Abu Bakr As Shiddiq RA. Di dalam riwayat Shahih Al Bukhari disebutkan bahwa rasulullah dan sayyidina Abu Bakr As Shiddiq tidak keluar dari goa kecuali di saat teriknya matahari, karena di saat itu kaum kuffar quraisy tidak ada yang keluar rumah karena teriknya sinar matahari, mereka hanya keluar di pagi hari, sore atau mungkin malam hari. Jadi ketika pagi, sore atau malam hari rasulullah bersama sayyidina Abu Bakr bersembunyi di goa, demikian hari-hari dilewati oleh rasulullah bersama sayyidina Abu Bakr dalam perjalanannya menuju Madinah Al Munawwarah. Sebagaimana dalam riwayat disebutkan ketika sayyidina Barra’ bin ‘Azib RA meminta sayyidina Abu bakr untuk menceritakan perjalanan hijrahnya bersama Rasulullah ke Madinah Al Munawwarah, maka sayyidina Abu Bakr As Shiddiq berkata : “kami tidak keluar dari goa kecuali ketika terik matahari dan ketika Rasulullah mulai kelelahan kami mencari tempat untuk berteduh lalu aku bentangkan rida’ (surban) ku agar rasulullah duduk di atasnya, kemudian aku tinggalakan rasulullah untuk mencari sesuatu yang bisa kita minum atau kita makan, maka aku pun berjalan hingga bertemu dengan pengembala kambing, kemudian aku membeli susu dan air dari pengembala kambing itu, dan sebelum susu itu diperas aku bersihkan terlebih dahulu dari debu, barulah kemudian diperas,lalu disaat susu itu diletakkan di mangkok maka aku letakkan kain untuk menyaring susu itu supaya tidak ada debu yang masuk, kemudian kantong yang berisi susu itu kumasukkan ke dalam air agar susu itu menjadi dingin, kemudian kubawa susu itu dan kuserahkan kepada Rasulullah untuk meminumnya, setelah beliau meminumnya dan hilang rasa haus beliau pun tertidur di pangkuanku”, dan aku hanya diam saja disaat rasulullah tidur, setelah beliau bangun maka kami melanjutkan perjalanan lagi, dalam perjalanan itu sesekali aku berjalan di depan atau belakang rasulullah karena khawatir jika ada musuh dari arah itu, dan sesekali aku berjalan di sebelah kiri atau kanan rasulullah khawatir jika musuh menyerang dari arah itu, dan ketika aku melihat ke belakang ternyata Suraqah bin Malik (orang yang paling pandai mencari jejak dan juga ahli pemanah) mengejar kami dari belakang, maka aku berkata kepada Rasulullah : “wahai rasulullah, seseorang telah menyusul kita dari belakang”, maka rasulullah berkata : “wahai Abu Bakr, jangan khawatir dan takut sungguh Allah bersama kita”, maka Suraqah pun terus mengejar mereka hingga akhirnya kudanya terpendam oleh bumi, maka Suraqah bin Malik berkata : “wahai Rasulullah doakan aku agar terlepas dari pendaman bumi ini, dan aku berjanji tidak akan mengejar kalian lagi”, (diriwayatkan dalam Sirah Ibn Hisyam bahwa kejadian itu terjadi hingga 3 kali ketika Suraqah terlepas dari pendaman tanah ia kembali mengejar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) dan yang ketiga kalinya Suraqah pun terlepas dari pendaman bumi, maka Suraqah meminta surat kepada Rasulullah sebagai tanda bahwa ia pernah berjumpa dengan nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wasallam”. Maka Suraqah pun pelang dan berkata kepada kuffar quraisy bahwa dia tidak menemui jejak rasulullah sama sekali, agar orang kuffar quraisy tidak lagi mencari rasulullah dan sayyidina Abu Bakr. Demikian Rasulullah dan sayyidina Abu Bakr terus melewati hari-harinya hingga pada hari Senin pagi tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun 1 H, dimana saat itu sayyidina Hamzah bin Abdul Mutthalib Ra dan para sahabat lainnya yang telah sampai di Madinah risau karena Rasulullah belum juga sampai ke Madinah. Maka disaat itu ada seorang Yahudi yang naik ke atas pohon dan melihat 2 orang yang menuju Madinah yang seorang wajahnya terang benderang seperti bulan purnama, oarng Yahudi itu berkata : “sepertinya dialah orang yang kalian tunggu-tunggu”, sebagaimana yang diriwayatkan oleh sayyidina Ali bin Abi Thalib yang berkata : “seakan-akan matahari dan bulan beredar di wajah Rasulullah” , ketika mendengar kabar itu semua ahlu Madinah keluar dari rumah-rumah mereka hingga sampai di depan gerbang Madinah. Disaat itu sayyidina Abu Bakr berada di bagian depan karena khawatir jika ada musuh yang menyerang dari arah depan, maka sesampainya di Madinah sayyidina Abu Bakr mundur karena orang-orang mengira bahwa beliau adalah Rasulullah, maka sayyidina Abu Bakr mundur dan berkata : “yang dibelakangku adalah Rasulullah ‘alaihi wasallam “, maka bergemuruhlah penduduk Madinah Al Munawwarah dengan melantunkan qasidah “ Thalaa’a Al Badru ‘alainaa” yang disertai hadrah. Dan hingga malam ini qasidah itu masih bergemuruh di majelis kita dan di penjuru barat dan timur, hal itu adalah adat kaum Anshar dalam menyambut sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka alat musik hadrah adalah satu-satunya alat musik yang diperbolehkan oleh syariat karena terdapat dalam riwayat yang sahih,sedangkan alat-alat musik lainnya banyak yang mencela dan mengharamkannya. Maka sayyidina Anas bin Malik berkata : “tidak ada hari yang lebih menggembirakan di Madinah,, melebihi hari masuknya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah Al Munawwarah”, yaitu pada hari Senin 12 Rabi’ul Awal tahun 1 H, dan ketika itu rasulullah juga mempersaudarakan antara kaum muhajirin dan kaum Anshar. Demikian hari hijrah itu terjadi pada 14 abad yang silam, namun gemuruh cinta kita dan kegembiraan kita dengan kabar ini masih ada hingga malam hari ini pada jiwa para pecinta rasulullah. Dalam Sirah Ibn Hisyam disebutkan bahwa setelah Rasulullah sampai di Madinah beliau membeli tanah dan membangun rumah beserta masjid nabawi. Demikianlah salah satu kejadian pada tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun 1 H, hijrahnya rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah Al Munawwarah.
Saya tidak berpanjang lebar menyampaikan tausiah, sebelumnya saya mohon maaf karena sejak malam Kamis, hingga malam Ahad saya tidak hadir majelis karena lagi kurang sehat. Semoga Allah subhanahu wata’ala mengangkat derajat kita, semoga kita dilimpahi sehat dan ‘afiyah. Dan malam ini sengaja saya duduk di kursi begini karena kalau berdiri nafas saya tidak kuat, dan kalau duduk dibawah para hadirin yang dibelakang tidak dapat melihat saya. Yang kedua ada pesan dari guru mulia Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh untuk melakukan shalat ghaib untuk beberapa Habaib yang wafat di Hadramaut. Selanjutnya saran saya untuk para Jama’ah Majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika ada yang mengajak demo maka jangan ikut, dan agar kita tidak putus hubungan dengan guru mulia karena beliau sangat tidak menghendaki tindakan demo, karena pecah belah antara ulama’ dan pemerintah sangat merugikan ummat dan bangsa, dan juga merusak perjuangan dakwah bagi mereka yang memperjuangkan dakwah Islam, namun mereka yang melakukan demo tidak pula kita musuhi. Selanjutnya kita berdzikir semoga Allah memuliakan kita dalam keluhuran dan Allah tenangkan bangsa dan ummat ini…
َفقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ.

Baca selengkapnya ..::CORETAN FA2AR::..: April 2011

Apa Ahlussunnah Wal Jama’ah

Ahlusunnah wal jama’ah adalah salah satu jalan pendekatan diri kepada Allah SWT yang perpegang kepada 4 (empat) :
  1. Al-Qur’an
  2. Hadits
  3. Ijma’
  4. Qiyas 

Arti Ahlussunnah wal jama’ah itu sendiri diambil dari Hadits Rasulullah SAW yang beliau sabdakan :
“Islam akan menjadi terbagi menjadi 73 golongan, satu golongan yang masuk surga tanpa di hisab”, sahabat berkata : siapakah golongan tersebut ya Rasulullah ?, Nabi bersabda : “ Ahlussunnah wal jama’ah“.
Yang kita tanyakan, apa itu Ahlussunnah wal jama’ah ?
Semua golongan mengaku dirinya Ahlussunnah tetapi sebenarnya mereka bukan Ahlussunnah wal jama’ah karena banyak hal-hal yang mereka langgar yang mereka jalankan di dalam ajaran agama Islam, tetapi tetap mereka mengakui diri mereka yang benar. Sebenarnya kita harus mengetahui apa yang kita pelajari di dalam agama Islam atau yang kita amalkan di dalam Islam maka kita akan mengetahui kebenarannya di dalam ajaran Ahlussunnah wal jama’ah. Allah SWT telah mengucapkan di dalam surat Al Fatihah pada ayat yang 5 dan ayat yang ke 6, Allah SWT mengucapkan di dalam ayat yang ke 5 jalan yang lurus dan pada ayat yang ke 6 jalan-jalan mereka, yang kita tanyakan siapa mereka-mereka itu ?
Ulama Ahlussunnah wal jama’ah mereka bersepakat :
  1. Mereka adalah Nabi Muhammad SAW dan para sahabat-sahabatnya
  2. Penerus sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW yang dinamakan Tabi’in
  3. Tabi’-tabi’in adalah pengikut yang mengikuti orang yang belajar kepada sahabat Rasulullah SAW.
  4. Dan para ulama sholihin.
Yang ditanyakan siapa mereka para ulama sholihin itu ?
Ulama sholihin adalah ulama-ulama yang mengikuti jejak mereka di atas yang 3 dan ulama ini sangat banyak sekali di muka bumi maka mereka menamai dirinya atau golongannya dengan nama “Ahlussunnah wal jama’ah ”.
Apa yang mereka ajarkan ?
Kita akan mengenalkan mereka dengan kitab-kitabnya yang telah tersebar luas di dunia seperti Imam Ghozali, Imam Syafi’i, Imam Hambali, Imam Hanafi, Imam Maliki dan banyak daripada itu pula dari keturunan Rasulullah SAW yang menamai julukan mereka habaib atau habib, diantara mereka adalah Al habib Abdullah Bin Alwi Al Haddad yang satu diantara karangannya adalah Nashoihuddiyyah dan banyak lagi yang lainnya.
Cara-cara mereka akan lebih dekat kita kenal dengan amalan-amalan mereka yang sering kita dapati di tiap-tiap wilayah diantaranya mereka mendirikan perkumpulan dengan pembacaan sejarah Nabi Muhammad SAW yang dinamakan dengan “Maulid” dan pembacaan Do`a Qunut, Tahlil, Ratib, Ziarah Kubur, Pengadaan Haul para Aulia, Ini diantara amalan-amalan Ahli Sunah Wal Jama`ah.
Maka jika dijelaskan sangat panjang, silahkan anda membaca kitab/buku-buku yang dikarang oleh mereka dari karangan-karangan yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits-hadits Rasulullah SAW, kita akan mengetahui kebenaran ilmu mereka maka kita harus prihatin di zaman ini banyak sekali golongan-golongan yang akan menyesatkan umat manusia karena kebodohan dan kurangnya pengertian jalan yang mereka ikuti sehingga mereka terjerumus kedalam jalan golongan-golongan yang sesat, maka berhati-hatilah membawa diri kita dan keluarga kita agar kita tidak terjerumus kedalam golongan yang tidak ada jaminan dari Rasulullah SAW. 

sumber  dikirim oleh : Majlis Ta`lim Nurul Musthofa
Baca selengkapnya ..::CORETAN FA2AR::..: April 2011

Baik-Buruknya Jasad Seseorang

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ (صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw: “Ketahuilah bahwa pada jasad terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh jasadnya, jika ia buruk maka buruklah seluruh jasadnya, ketahuilah itu adalah hati” (Shahih Bukhari)

ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang telah menyambungkan kita untuk melangkah dan hadir ke majelis yang langsung berhubungan dengan rantai terkuat, sang pemimpin luhur, yang dikenal sebagai Imam Qubbah Al Khadraa' ( Kubah Hijau ) dialah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Setiap penziarah yang mengunjungi Madinah Al Munawwarah akan melihat di sisi kanan dan kiri bangunan yang mewah, jalan-jalan yang indah dan pernak-pernik keindahan, namun ketika matanya terbentur melihat pada Kubah Hijau Masjid An Nabawy maka bergetarlah jiwa dengan mahabbah dan kerinduan kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, air mata tak terbendung ketika memandang Qubbah Al Khadhra’ ( Kubah Hijau ) yang dibawahnya dimakamkan jasad luhur sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang selalu menjawab hamba-hamba yang mengucapkan salam kepada beliau. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : " Jika seseorang dalam shalatnya mengucapkan " Assalamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillahi as shaalihin ( salam sejahtera bagi kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang shalih )", maka Allah subhanahu wata'ala akan menyampaikannya kepada seluruh hamba yang shalih di langit dan di bumi ". Hal ini menunjukkan bahwa hamba yang shalih bukan hanya di alam barzakh atau alam dunia yang hidup, namun juga berada di langit diantara mereka adalah para malaikat, para shiddiqin ( orang-orang yang benar) dan para muqarrabin ( yang mendekat kepada Allah). Dan juga terbukti dari riwayat Shahih Al Bukhari dimana ketika salah seorang syuhada' Badr, ketika ia wafat maka ibunya menangisinya kemudian datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan berkata : “wahai Rasulullah, jika seandainya anakku masuk ke dalam surga maka aku akan tenang, namun jika kematiannya sia-sia dan belum jelas kemana ruhnya maka sungguh aku tidak akan pernah merasa tenang hingga aku wafat”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab :
إِنَّ ابْنَكِ فِي فِرْدَوْسِ اْلأَعْلَى
“ Sungguh putramu berada di surga Firdaus yang tertinggi ”
Kecintaaan para sahabat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melebihi kecintaan mereka kepada semua makhluk yang dicintainya, dan cinta kepada Allah tiada akan pernah tercapai kecuali dengan cinta kepada kekasih Allah, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Sebagaimana sabda beliau riwayat Shahih Al Bukhari:
 لَايُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
“Belum sempurna iman salah seorang diantara kalian, hingga aku lebih dicintainya dari ayah ibunya, anaknya, dan seluruh manusia” 
Dalam riwayat lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
لَايُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ نَفْسِهِ وَأَهْلِهِ وَمَالِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
“ Belum sempurna iman salah seorang diantara kalian, hingga aku lebih dicintainya dari dirinya sendiri, keluarganya, dan seluruh manusia ” 
Hadirin hadirat, hal itu merupakan derajat yang sulit untuk kita capai namun kita telah memasuki pintunya dengan hadirnya kita di majelis ini, karena tidak ada satu pun yang hadir di majelis ini yang membenci sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan tidak ada satu pun yang tidak ingin melihat wajah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, tidak seorang pun yang tidak rindu untuk melihat wajah yang paling indah, wajah yang paling ramah dan paling baik yang tidak ingin mengecewakan perasaan orang lain, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan manusia selain beliau pastilah mempunyai banyak kesalahan, siapa pun dia selama dia bukan nabi atau rasul maka dia tidaklah ma'sum, dan pasti memiliki kesalahan. Maka yang menjadi dalil bahwa di langit ada para shalihin adalah perkataan Rasulullah kepada seorang ibu yang anaknya wafat dalam perang Badr, beliau mengatakan bahwa putranya berada di surga Firdaus yang tertinggi, semoga Allah jadikan aku dan kalian berada di antara mereka, dimana ketika wafat hanya melewati alam barzakh sebentar kemudian lansung ke Firdaus Al A’laa, amin allahumma amin. Ketika surga Firdaus terbuka maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masuk kedalamnya bersama orang-orang yang didizinkan Allah, dan semoga kita yang menyambutnya, amin allahumma amin. Hadirin hadirat, cita-cita yang luhur akan mendapatkan pahala yang luhur pula, sedangkan cita-cita yang hina akan membuat kehidupan masa depan kita menjadi hina, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda agar berhati-hati terhadap lintasan pemikiran, karena bisa saja Allah memberi apa-apa yang sedang terlintas di dalam pemikiranmu, ketika pemikiranmu baik maka bisa saja Allah memberikan kebaikan itu kepadamu tanpa engkau memintanya. Jika tiba-tiba lintasan pemikiranmu menghina si fulan maka dalam sekejap bisa saja dalam waktu selanjutnya engkau akan melewati nasib yang serupa dengan si fulan.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Allah subhanahu wata’ala berfirman :
لَا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَلَا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ ، أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ ، بَلَى قَادِرِينَ عَلَى أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ ، بَلْ يُرِيدُ الْإِنْسَانُ لِيَفْجُرَ أَمَامَهُ ، يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ ، فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ ، وَخَسَفَ الْقَمَرُ ، وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ، يَقُولُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ ، كَلَّا لَا وَزَرَ ، إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ ، يُنَبَّأُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ ، بَلِ الْإِنْسَانُ عَلَى نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ ، وَلَوْ أَلْقَى مَعَاذِيرَهُ
( القيامة : 1- 15 )
“ Aku bersumpah demi hari kiamat, dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri), Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?,  bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna, bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus, Ia berkata: "Bilakah hari kiamat itu?",  Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata: "Ke mana tempat berlari?", sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung!, hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali, pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya, Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri , meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya" . ( QS. Al Qiyamah : 1-15 )
Manusia berani berbuat dosa dan maksiat di hadapan Allah, padahal tiada satu makhluk pun kecuali kesemuanya berada dalam penglihatan dan pemantaun Allah subhanahu wata'ala. Jika engkau menghayati dan mengulang-ulang ayat ini dimana engkau setiap detik dan waktu selalu dalam penglihatan-Nya. Tanpa malu mereka yang banyak melakukan dosa di hadapan Allah bertanya tentang hari kiamat kapan terjadi. Ingatlah ketika semua mata terbelalak karena takut akan ledakan yang muncul dari dalam bumi, lahar dan air lautan berpadu dan semua planet di angkasa raya satu persatu berbenturan dengan planet yang lainnya, bulan tiada lagi bercahaya dan ketika itu digabungkan menjadi satu dengan matahari, maka disaat itulah manusia bertanya dimanakah tempat berlindung, sungguh ketika itu tidak ada lagi tempat berlindung namun semua akan kembali kepada Allah dan mempertanggungjawabkan kehidupannya di dunia, dan ketika itu akan diberitahukan kepada manusia apa yang telah dia perbuat semasa di dunia dan apa yang akan dia terima sebagai balasannya. Semoga syafaat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersama kita. Ya Allah, bagaimana keadaan kami kelak disaat Engkau tanyakan tentang satu kenikmatan melihat yang tidak akan terbayar meskipun dengan ribuan tahun ibadah, disaat itu diberitahukan semua dosa-dosa kami, dan ketika itu pula diberitahukan amal ibadah kami yang mungkin di dalamnya terdapat riya’, sombong, atau makanan syubhat dan lainnya. Al Imam Ghazali berkata bahwa ada orang-orang yang mendapatkan dosa riya’ padahal dia dalam keadaan sendiri, tidak ada orang yang melihatnya namun ia terkena dosa riya’, mengapa? Misalnya seseorang shalat sendiri namun dalam hatinya ia berkata jika ada orang yang melihat aku beribadah pastilah dia akan memujiku, maka terkenalah dia dosa riya’. Maka disaat itu (di hari kiamat) manusia akan menerima apa yang akan didapatkan setelah pertimbangan itu. Ya Allah berilah kami syafaat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sampailah kita pada hadits luhur, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
أَلاَ إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ القَلْبُ
“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, bila ia baik niscaya seluruh jasad akan baik, dan bila ia rusak, niscaya seluruh jasad akan rusak pula, ketahuilah segumpal daging itu ialah hati “
Kalimat “qalb” dalam bahasa Indonesia artinya adalah yang berdetak yaitu jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh, namun hadits ini mempunyai makna yang dalam, makna yang pertama adalah makna yang zhahir yaitu jika segumpal darah itu baik maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika segumpal darah itu buruk maka buruklah seluruh tubuhnya, maksudnya jika jantung itu memompa darah kurang baik maka akan berantakan seluruh tubuhnya. Namun secara bathin berarti bahwa jika segumpal darah itu baik yaitu penuh dengan sifat-sifat yang luhur maka ucapan, penglihatan, pendengaran, dan perbuatannya pun akan luhur, dan segala-galanya penuh dengan rahmat Allah, dan jika dia dipenuh dengan rahmat maka dia akan menjadi matahari rahmat Ilahi, sebagai pewaris dari para penyebar rahmat Ilahi, pewaris dari segala sumber rahmat Ilahi, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang Allah sebut sebagai “Sirajan Muniira” yaitu pelita yang terang benderang, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Semoga Allah menjaga matahari-matahari hidayah, pewaris nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang datang dari Allah subhanahu wata’ala. Semua dari para nabi dan rasul ingin bersama dengan kelompok para shalihin, sebagaimana doa nabi Ibrahim AS, firman Allah subhanahu wata’ala dalam surat As Syu'araa :
رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ
( الشعراء : 83 )
“ Ya Allah, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang shalih”. ( QS. As Syu’araa : 83 )
Dalam surat yang sama Allah subhanahu wata’ala berfirman :
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ، إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
( الشعراء : 88-89 )
" (yaitu) pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih “ ( QS. As Syu’araa : 88 – 89 )
Nabi Ibrahim AS tidak memohon untuk dijadikan sebagai orang shalih, namun meminta untuk dipertemukan dengan para shalihin karena beliau merasa sangat jauh dengan mereka, seakan-akan orang yang tertinggal dan berpisah dengan rombongannya dan ingin dipertemukan dengan menyusul mereka, demikianlah doa nabiyullah Ibrahim AS Abu Al Anbiyaa, beliau digelari demikian karena banyak keturunannya dari bani Israil yang menjadi nabi. Kemudian nabi Ibrahim juga memohon kepada Allah untuk diselamatkan di hari dimana tidak ada lagi gunanya harta dan keluarga, kecuali yang datang menghadap Allah dengan hati yang baik dan indah, hati yang indah adalah hati yang penuh cinta kepada sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, hati yang dipenuhi dengan cinta kepada Rasulullah itulah hati yang akan dituangi cinta kepada Allah subhanahu wata'ala, semoga Allah menjadikan kita diantara mereka. Jika kita tidak mampu untuk mencapai derajat itu namun kita telah mendengarnya, maka semoga Allah tidak mewafatkan kita kecuali kita telah mencapai derajat itu, amin.
Sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling ingin agar kita selamat, maka ummatnya ditolong di dunia, di alam barzakh, dan di hari kiamat . Pertolongan rasulullah ketika hari kiamat, hal itu sudah sangat sering kita bahas di majelis-majelis dan dimana-mana. Adapun pertolongan Rasulullah di barzakh sebagaimana dalam riwayat Shahih Muslim Ketika Rasulullah bertanya tentang seorang wanita yang dalam kebiasaannya selalu menyapu masjid, dan ketika itu tidak lagi pernah kelihatan dan ternyata wanita itu wafat, maka Rasulullah marah dan berkata kepada para sahabat : " mengapa kalian tidak memberi tahu aku ", maka sahabat menjawab : " Wahai Rasulullah disaat itu kami menguburkannya sudah larut malam ,dan kami tidak ingin mengganggumu dengan membangunkanmu ", Rasulullah berkata : " Tunjukkan aku kuburnya ", kemudian sahabat mengantar beliau ke kuburan wanita itu lalu Rasulullah melakukan shalat ghaib di depan kuburnya bersama para sahabat, maka setelah selesai melakukan shalat Rasulullah berkata : " Perkuburan disini penuh dengen kegelapan, namun Allah menerangi kubur mereka semua karena aku menshalati mereka". Maka syafaat Rasulullah juga terdapat di alam kubur sebagaimana riwayat Shahih Muslim. Dan syafaat beliau shallallahu 'alaihi wasallam juga untuk para pendosa di dunia, sebagaimana riwayat Shahih Muslim ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah hijrah ke Madinah maka ada dua orang sahabat ingin menyusul Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk Hijrah dari Makkah, di tengah perjalanan salah seorang teman itu sakit parah, karena tidak bisa lagi menahan sakitnya maka ia mengambil pisau dan memotong urat nadinya, hal ini merupakan dosa besar karena telah melakukan bunuh diri, setelah dimakamkan temannya melanjutkan perjalanannya, dan di tengah perjalanan ia bermimpi bertemu temannya yang telah wafat kemudian ia berkata : " bagaimana keadaanmu?, kini aku melanjutkan perjalananku seorang diri menuju ke Madinah untuk berjumpa Rasulullah", maka temannya yang telah wafat menjawab : "Aku telah diampuni oleh Allah karena aku ingin hijrah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, namun tangan yang aku gunakan untuk memotong urat nadiku ini tidak diampuni oleh Allah", maka setelah bangun tidur ia melanjutkan perjalanan ke Madinah dan sesampainya di Madinah ia bercerita kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang mimpi itu. Dalam ilmu hadits jika sudah diceritakan maka bukan lagi termasuk mimpi, bahkan setelah diceritakan kepada Rasulullah, beliau pun telah membenarkannya, kemudian Rasulullah berdoa berkali-kali : " Wahai Allah ampunilah tangannya". Demikianlah akhlak nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّيْ
" Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat "
Kita tidak melihat langsung shalatnya Rasulullah, tetapi kita mempunyai guru dan sanad, namun tidak semua orang bisa melihat atau mengikuti guru-guru mereka secara mutlak, karena terkadang kita hanya mengikutinya saja dan ternyata guru kita lagi kurang sehat, misalnya diantara kita ada yang berkata : "guru saya kalau shalat duduk tahiyyat nya kok berbeda dengan yang lain, maka lebih baik saya mengikuti guru saya saja", tidak demikian namun harus kita tanyakan terlebih dahulu mungkin saja beliau pernah kecelakaan sehingga cara duduk nya berbeda dengan yang lain, maka jangan terburu-buru mentaqlid tanpa ilmu tapi tanyakanlah terlebih dahulu kepada guru kita. Dan kebetulan ada buku yang bagus tentang sifat-sifat shalat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, yang ditulis oleh sayyid Al Habib Ali Hasan As Saqqaf dari Jordan, dan buku itu sudah kita tarik kurang lebih 10.000 buku dan bisa didapatkan di kios nabawi bagi yang menginginkannya. Dalam buku itu dijelaskan bagaimana tata cara shalat nabi, rukuknya, sujudnya, duduknya dan lain serta dalil-dalinya, pengarangnya adalah termasuk Ahlu sunnah wal jamaah dan bermadzhab Syafi'i. Hadirin hadirat, saya mohon maaf dalam seminggu kemarin saya tidak bisa hadir majelis, mungkin karena banyaknya dosa sehingga Allah tidak mengizinkan saya untuk memandang wajah-wajah orang yang indah dengan niat-niat yang suci, tetapi Alhamdulillah malam hari ini Allah mengizinkan untuk hadir di Majelis Rasulullah.
Hadirin hadirat, ada beberapa pesan dari guru mulia Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, ada hal-hal yang bisa saya sampaikan kepada jamaah ada ada yang tidak bisa saya sampaikan. Diantara hal yang bisa saya sampaikan adalah bahwa beliau menghimbau dan menginginkan kita semua untuk membuat halaqah-halaqah ( perkumpulan ) ibadah di rumah-rumah, mushalla atau di masjid. Misalnya si fulan sangat gemar membaca Al Qur'an maka buatlah halaqah Al Qur'an dengan mengajak teman-temannya ngaji 5 atau 6 orang atau lebih dengan cara berpindah-pindah dari rumah ke rumah setiap malam atau setiap minggu. Atau jika si fulan sukanya Ilmu Fiqh, maka carilah guru yang bisa mengajar Fiqh dan adakan pertemuan di rumah dengan berpindah-pindah dari rumah ke rumah, mengapa harus berpindah-pindah dari rumah ke rumah? supaya penduduk rumah itu yang tinggal di rumah itu atau yang kebetulan datang berkunjung, mereka juga ikut mendengarkannya. Begitu juga yang suka dzikir atau maulid maka buatlah perkumpulan antara 5, 10 atau 20 rumah, dan ketahuilah asal muasal majelis malam Selasa ini dimulai dengan halaqah-halaqah kecil seperti itu, berpindah dari rumah ke rumah yang semakin hari semakin banyak dan semakin besar. Dan beliau ( Al Habib Umar ) mengatakan jika hal ini terus berakar ke masyarakat dengan terus mengenalkan ibadah dan kedamaian maka akan muncul generasi-generasi yang gemar dzikir dan beribadah, politikus yang suka beribadah, pedagang yang suka beribadah, maka generasi-generasi selanjutnya adalah orang-orang yang tarbiyah ibadahnya hidup kembali seperti masa-masa yang lalu, maka tidak hanya hidup untuk dunia saja namun akhirat juga diperhatikan. Beliau berkata dengan gerakan-gerakan seperti ini akan banyak kebaikan yang muncul, insyaAllah. Dan selanjutnya beliau juga menyampaikan kepada kita untuk bersatu dan tidak berpecah belah dengan kelompok yang berbeda pendapat dengan kita, untuk terus menjalin persatuan antara kita dengan ulama' atau dengan majelis ta'lim yang lain, persatuan antar sesama muslim dan jauhkan bentrokan dengan ummat yang berbeda agama, juga jauhkan benturan dengan pemerintah dan lainnya, kecuali ada yang mengganggu kita maka dalam hal ini sudah ada instruksi dari Allah yaitu jika kita diperangi maka kita tidak boleh hanya diam saja, namun jika kita tidak diganggu dan tidak diperangi maka jangan sampai kita yang memulainya. Beliau menyampaikan salam ta'zhim untuk kita semua karena beliau tidak bisa datang ke Indonesia di tahun ini kecuali di Bulan Muharram tahun yang akan datang Insyaallah. Dan kita doakan beliau semoga selamat dalam perjalanan, perjalanan kali ini adalah perjalanan yang terlama dalam hidup beliau selama kurang lebih 3 bulan beliau akan keluar dari Hadramaut mengelilingi benua Eropa, Amerika dan Australia untuk menyebarkan dakwah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam . Semoga Allah melimpahkan untuk beliau ketenangan dan kesuksesan dalam dakwahnya, Allah jadikan dakwah yang penuh dengan keluhuran dan kedamaian, dan selalu dalam lindungan Allah subhanahu wata'ala. Dan kita berdoa bersama semoga Allah memuliakan kita dan melimpahkan kepada kita kebahagiaan, kedamaian dan keluhuran, dan semua hajat dunia dan hajat akhirah kita dikabulkan oleh Allah subhanahu wata'ala, maka sebutkanlah semua hajatmu di dalam hati disaat menyebut nama Allah, dan tenggelamkan di samudera nama-Nya…
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ.
Mohon maaf saya tidak hadir dalam acara TV One hari Minggu yang lalu, begitu juga majelis-majelis sebelumnya yang tidak bisa saya hadiri saya mohon maaf, namun jangan risau selama niatmu ikhlas maka keluhuran akan tetap terbit dalam setiap langkahmu, dan saya akan usahakan untuk terus hadir di majelis-majelis. Selanjutnya yang perlu saya sampaikan adalah ketertiban yang harus semakin kita terapkan, seperti pengendara sepeda motor harusla selalu memakai helm, jika ada yang berkata : “saya kemana-mana sudah terbiasa tidak pakai helm”, baiklah tidak apa-apa jika demikian namun kami harap jika hadir ke majelis-mejelis gunakanlah helm, supaya kita bisa menjadi panutan yang lain, dan yang tidak mempunyai rizki untuk membeli helm semoga dilimpahi rizki oleh Allah untuk membeli helm, amin. Kita terus berusaha semampunya untuk selalu menjaga nama baik majelis kita. Selanjutnya doa penutup oleh Al Habib Abdurrahman Al Habsyi, tafaddhal Masykuraa..
Baca selengkapnya ..::CORETAN FA2AR::..: April 2011

Kemuliaan Membaca Al Qur'an

قَرَأَ رَجُلٌ، الْكَهْفَ، وَفِي الدَّارِ الدَّابَّةُ، فَجَعَلَتْ تَنْفِرُ، فَسَلَّمَ، فَإِذَا ضَبَابَةٌ، أَوْ سَحَابَةٌ، غَشِيَتْهُ، فَذَكَرَهُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم: اقْرَأْ فُلَانُ، فَإِنَّهَا السَّكِينَةُ، نَزَلَتْ لِلْقُرْآنِ، أَوْ تَنَزَّلَتْ لِلْقُرْآنِ (صحيح البخاري)
“seseorang membaca surat Al Kahfi diwaktu malam dikediamannya, dan dikediamannya terdapat pula seekor keledai dikandangnya, maka keledai itu mengamuk beringas dan melarikan diri, maka ia menghentikannya dan mempercepat shalatnya, lalu ia melihat seperti awan atau kabut putih tebal melingkupinya, maka ia mengadu pd Rasulullah saw, dan bersabda Rasulullah saw : “Bacalah wahai engkau, sungguh itu adalah sakinah/ketenangan (para malaikat yg membawakannya), turun sebab kemuliaan bacaan Alqur’an” (Shahih Bukhari)

ImageAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah Yang mengumpulkan kita dalam cahaya terluhur, cahaya termulia yang diciptakan Allah untuk menerangi jiwa hamba-hamba-Nya yaitu cahaya iman yang berpijar dari sosok hamba termulia sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, cahaya yang menerangi hamba-hamba-Nya hingga dengannya muncullah keinginan untuk bersujud dan melakukan hal-hal yang luhur dan meninggalkan hal-hal yang hina menuju sifat-sifat yang sangat sulit dicapai bagi hamba yang lain, menuju kerinduan kepada Allah lalu diizinkan baginya untuk rindu kepada Allah lalu kerinduannya pun diterima oleh Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana yang sering kita dengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari :
مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ أَحَبَّ اللهُ لِقَاءَه
ُ " Barangsiapa yang merindukan berjumpa dengan Allah, maka Allah rindu berjumpa dengannya" (Shahih Al Bukhari)
Diriwayatkan juga dalam hadits qudsi :
مَنْ أَحَبَّ لِقَائِيْ أَحْبَبْتُ لِقَاءَهُ مَنْ كَرِهَ لِقَائِيْ كَرِهْتُ لِقَاءَه
ُ “ Barangsiapa yang ingin perjumpaan dengan-Ku maka Aku pun rindu berjumpa dengannya, barangsiapa yang benci untuk berjumpa dengan-Ku Aku pun benci berjumpa dengannya ”
Mengapa saya sering mengulang-ulang hadits ini?, agar kita sering mengingat betapa agungnya rindu kepada Allah, seseorang yang cinta kepada Allah maka dia tidak akan bosan mendengar kabar tentang Allah. Semakin seseorang cinta kepada Allah maka ia akan semakin asyik jika mendengar nama Allah disebut, terlebih lagi kabar tentang kerinduan-Nya kepada hamba-Nya, maka hal itu menenangkan hati seorang hamba. Ya Allah, dalam cahaya keluhuran ini kami berkumpul di dalam rahasia pengampunan-Mu, yang Engkau munculkan di majelis-majelis dzikir yang bergemuruh menyebut nama-Mu. Seagung dan seindah-indah nama yang maha membuka seluruh rahasia kebahagiaan dunia dan akhirah, kebahagiaan yang fana dan yang abadi, ribuan pintu rahmat terbuka dari pintu rahmat-Mu Ya Allah. Sejak alam semesta dihamparkan dari tiada, kemudian alam semesta diasuh oleh pengasuhan Allah, bulan dan matahari berada dalam pengasuhan Allah , demikian pula seluruh daratan dan lautan dan semua yang ada di alam semesta berada dalam pengasuha Allah. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
( الروم : 41 )
“ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). ( QS. Ar Ruum : 41 )
Disebabkan perbuatan manusia itulah Allah subhanahu wata’ala munculkan bencana agar mereka kembali kepada Allah, kita belum pernah melihat dahsyatnya api neraka maka lihatlah betapa dahsyatnya api gunung berapi, belum melihat dahsyatnya guncangan hari kiamat maka lihatlah dahsyatnya gempa bumi yang membunuh ratusan ribu orang , belum melihat alam kubur namun lihatlah jasad orang yang paling miskin atau paling kaya sekalipun mereka akan tetap berada di bawah pijakan kaki, itulah yang dikehendaki Allah. Dan segala sesuatu dari musibah atau kenikmatan dan lainnya yang terjadi, kesemuanya muncul dengan kehendak Allah supaya mereka mau kembali kepada Allah subhanahu wata’ala. Jadi bentuk-bentuk musibah yang terjadi pada manusia dan selama dia mengakui “ Laa ilaaha illallah Muhammadun Rasulullah” maka baginya adalah penghapusan dosa. Dan kita yang tidak mendapatkan musibah seperti mereka maka hal itu sebagai pelajaran bagi kita agar kitasegera kembali kepada Allah subhanahu wata’ala dan tidak pergi terlalu jauh dari-Nya, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ
( الذاريات : 50 )
“ Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.” ( QS. Ad Dzaariyaat : 50 )
Menghindarlah sejauh-jauhnya dari segala musibah menuju Allah subhanahu wata’ala, tempat menghindar yang paling indah dan paling aman dari segala musibah hanyalah Allah, satu-satunya yang paling bisa melindungi hanyalah Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana firman-Nya dalam hadits qudsi:
لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ حِصْنِى فَمَنْ دَخَلَ اَمِنَ مِنْ عَذَابِى
“ Laa ilaaha illallah adalah benteng-Ku, maka barangsiapa masuk ke benteng-Ku, niscaya dia selamat dari siksa-Ku”
Riwayat hadits ini dha’if ( lemah ) namun diperkuat dengan hadits riwayat Shahih Al Bukhari :
مَنْ قَالَ لَاإلهَ إِلَّا الله خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ فَقَدْ حَرَّمَهُ اللهُ مِنَ النَّارِ
( صحيح البخاري )
“ Barangsiapa yang mengucapkan “Laa ilaaha illallah” dengan ikhlas dari hatinya maka Allah haramkan ia dari api neraka ”( Shahih Al Bukhari )
Walaupun ada yang datang dan menumpahkan gunung emas di depanku, maka aku tidak akan mau menyembah tuhan selain-Mu Ya Allah, maka dalam keadaan yang seperti itu engkau telah diharamkan dari api neraka, itulah janji Rabbul ‘Alamin. Ikhlas dari dalam hatinya maka ia diharamkan dari api neraka oleh Allah subhanahu wata’ala karena setia kepada Allah. Semua manusia bisa berlaku tidak setia dan jika seseorang setia kepada Allah maka Allah akan lebih setia kepadanya. Manusia bisa berbuat untuk tidak setia namun Allah tidak demikian, bukan berarti Allah tidak bisa namun Allah tidak mau untuk berbuat tidak setia karena Allah Maha Sempurna.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Segala sifat yang tidak baik itu tidak diperbuat oleh Allah, oleh karena itu Al Imam Abdullah bin ‘Alawy Al Haddad berkata di dalam qasidah yang sering kita baca :
كُلُّ فِعْلِكَ جَمِيْلٌ
“ semua perbuatan-Mu indah”,
Bagi pendosa pun perbuatan Allah tetap indah karena bagi mereka para pendosa masih ditawarkan pengampunan dan disiapkan penghapusan dosa, masih ditawarkan kemuliaan untuk dekat kepada Allah sebelum mencapai sakaratul maut, namun manusia lebih memilih kehidupan yang fana daripada kehidupan yang kekal, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala berfirman :
كَلَّا بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ ، وَتَذَرُونَ الْآَخِرَةَ
( القيامة : 20-21 )
“Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia, dan meninggalkan (kehidupan) akhirat” ( QS : Al Qiyamah : 20-21 )
Mereka lebih memilih kehidupan dunia yang fana dibandingkan dengan memilih Allah Yang Maha Abadi dan memiliki keindahan. Jika ada seseorang yang sangat kaya raya dengan segala hartanya dan dia sangat dermawan selalu memberikan hartanya di setiap waktu siang dan malam kepada yang dikenal atau pun yang tidak dikenal, kemudian kita datang kepadanya maka tentunya kita akan mendapatkan pemberian darinya, maka dalam keadaan yang seperti ini apakah tidak merugi jika kita meninggalkan orang kaya itu dan sebagai gantinya mencari orang yang pekerjaannya adalah meminta-minta dari orang kaya itu, dan meninggalkan si dermawan orang yang kaya raya. Tentunya hal seperti ini adalah sesuatu yang perlu dibenahi secara logika dan secara syari’ah, layaknya kita lebih memikirkan Allah dan jangan sampai kita terjebak, pemahaman yang perlu dibenahi jika ada yang berkata : “jangan memikirkan akhirat terus kita kan hidup di dunia!”, justru sebaliknya janganlah terus memikirkan dunia karena kita akan hidup kekal di akhirat. Namun tidak pula kita harus meninggalkan kehidupan dunia dan sama sekali tidak memikirkannya sehingga membawa celaka kehidupan di dunia nya. Adapun orang yang selalu memikirkan akhirah dan berniat ingin selalu dekat dengan Allah dan ingin selalu beribadah namun dia tetap memaksakan untuk beraktifitas dan bekerja karena kewajiban memenuhi kebutuhan keluarganya maka dia akan mendapatkan keberkahan yang jauh lebih mulia daripada orang yang tidak memiliki niat dan keinginan untuk dekat kepada Allah. Kenapa? karena Allah cemburu jika seorang hamba diliputi dengan masalah maka dia akan lupa kepada Allah maka Allah mencabut masalah-masalahnya, demikianlah perbuatan Allah terhadap hamba-Nya. Namun manusia lebih menyukai sesuatu yang fana daripada yang kekal, yaitu mereka orang-orang yang fasik, mudah-mudahan tidak satu pun dari kita yang termasuk kelompok mereka. Ketika manusia melupakan kehidupan akhirah dan lebih memilih kehidupan dunia yang sementara maka Allah memanggil sanubari yang terdalam agar bergetar, Allah subhanahu wata’ala tidak murka dengan hal ini namun Allah berfirman dalam kelanjutan ayat tadi :
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ ، إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
( القيامة : 22-23 )
“ Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri, Kepada Tuhannyalah mereka melihat “ ( QS. Al Qiyamah : 22 – 23 )
Pernahkan terbayang dalam benakmu untuk memandang Allah, jangan pernah membayangkan bentuk Allah subhanahu wata’ala adalah pencipta bentuk dan tidak terikat dengan segala bentuk. Manusia dan benda-benda lainnya memiliki bentuk karena kesemuanya diciptakan dan Allah subhanahu wata’ala Maha menciptakan segala bentuk bahkan kalimat bentuk pun tidak bisa mengikat Allah, begitu pula kalimat “waktu”, tidak bisa kita berkata : “kapan Allah itu ada?” ,,, karena Allah yang menciptakan kalimat “kapan”. Namun kesempatan untuk melihat Allah subhanahu wata’ala itu ada waktunya, dan diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa kenikmatan yang terbesar dari segala kenikmatan di surga adalah memandang Allah subhanahu wata’ala, diantara penduduk surga ada hamba yang tidak mendapat bagian untuk melihat Allah kecuali hanya setahun sekali, dan ada yang hanya sebulan sekali bisa melihat Allah, ada yang seminggu sekali melihat Allah yaitu setiap hari Jum’at dan ada yang setiap hari, dan ada yang selalu berhadapan dengan Allah, sebanyak dzikir nya ( kepada Allah ) selama di dunia maka sebanyak itulah kelak seseorang akan melihat Allah. Kemudian Allah subhanahu wata’ala berfirman :
وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ بَاسِرَةٌ، تَظُنُّ أَنْ يُفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ
( القيامة : 24-25 )
“ Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram, mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat.” ( QS. Al Qiyamah : 24 – 25 )
Dan ketika itu ada pula wajah-wajah muram dan merengut, mengapa ? karena mereka mengetahui bahwa mereka akan menghadapi kesusahan yang abadi. Kemudian Allah subhanahu wata’ala berfirman :
كَلَّا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ ، وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ ، وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ
( 26-28 )
“ Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan, dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan?", dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia). “ (QS : Al Qiyamah : 26 – 28 )
Ingatlah jika ruh telah sampai ke tenggorokan dan di saat itu manusia berkata : “siapa yang bisa menolongku dengan membuat usia ku bertambah meskipun satu detik untuk aku bisa menyebut nama Allah, menambah sedikit waktu untuk aku bersujud dan bertobat kepada Allah”. Ketika ruh telah sampai di tenggorokan maka seseorang tidak mampu lagi untuk beribadah, di saat itu fahamlah dia bahwa telah tiba waktu untuk berpisah dengan dunia. Kemudian Allah subhanahu wata’la berfirman :
وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ ، إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ
( القيامة : 29 – 30 )
"Dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan), kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.” ( QS : Al Qiyamah : 29 – 30 )
Terdapat 2 penafsiran terhadap ayat ini, yang pertama adalah ketika manusia meninggal maka kedua kakinya dirapatkan kemudian dibungkus dengan kain kafan, namun pendapat yang lebih kuat adalah bersentuhannya antara lutut dengan lutut yaitu kelak di padang mahsyar. Kemudian Allah subhanahu wata’ala berfirman :
فَلَا صَدَّقَ وَلَا صَلَّى، وَلَكِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى، ثُمَّ ذَهَبَ إِلَى أَهْلِهِ يَتَمَطَّى، أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى، ثُمَّ أَوْلَى لَكَ فَأَوْلَى
( القيامة : 31 – 35 )
“ Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al-Qur'an) dan tidak mau mengerjakan shalat,  tetapi ia mendustakan (Rasul) dam berpaling (dari kebenaran), kemudian ia pergi kepada ahlinya dengan berlagak (sombong), kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu, kemudian kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu” ( QS : Al Qiyamah : 31 – 35 )
Sungguh celakalah mereka karena di masa hidupnya ia meninggalkan shalat dan tidak pula berbuat baik dengan bershadaqah, melainkan mereka terus mendustakan hari kiamat dan terus berpaling dari kebenaran, dinatara mereka jika melihat orang lain melakukan shalat bukannya justru iri dan ingin melakukan seperti mereka. Iri ada dua macam iri terhadap kebaikan untuk mendapatkan kemuliaan akhirah dan itu adalah hal yang terpuji, dan ada pula iri yang tercela yaitu iri terhadap kenikmatan orang lain dan ingin kenikmatan itu hilang darinya. Namun banyak diantara manusia yang tidak iri melihat orang lain berbuat baik sehingga tidak ingin berbuat baik sepertinya, namun mereka hanya santai bersama keluarganya tanpa iri melihat mereka yang melakukan kebaikan seperti yang hadir di majelis dzikir diantara mereka ada yang kepanasan dan ada yang parkir motornya jauh, dan ada pula yang berangkat dari tempat-tempat yang jauh seperti Bogor, Depok , Bekasi dan lainnya, dan belum lagi saudara-saudara kita ada yang melihat acara ini di website dengan memasang proyektor dan menyaksikannya bersama-sama seperti yang dilakukan saudara-saudara kita yang di Banjarmasin, maka tidak hanya acara sepak bola saja yang disaksikan beramai-ramai namun majelis malam Selasa ini juga mulai disaksiakn beramai-ramai, Alhamdulillah. Kemudian Allah berfirman :
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى، أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى، ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى، فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَى ، أَلَيْسَ ذَلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى
( القيامة : 36 – 40 )
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?,bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya ,lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan, bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?” ( QS : Al Qiyamah : 36-40)
Manusia mengira setelah melewati kehidupan mereka akan dibiarkan begitu saja tanpa pertanggung jawaban, padahal mereka hanya diciptakan dari sebutir sel yang tiada berarti yang kemudian dijadikan gumpalan darah kemudian gumpalan daging sehingga berbentuk tubuh yang sempurna kemudian Allah jadikan mereka berpasang-pasangan sebagai suami istri, dan Allah Maha mampu menghidupkan kembali tulang belulang yang telah mati. Ayat-ayat ini saya sampaikan karena minggu lalu belum saya bahas sampai selesai maka saya bahas malam ini.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sampailah kita pada hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari dimana seorang lelaki membaca surat Al Kahfi di malam hari, dan dirumahny terdapat kandang keledai yang satu atap dengan rumahnya, tiba-tida di saat ia membaca surat Al Kahfi dalam shalatnya ketika itu keledainya menjadi beringas dan kabur, maka ia pun mempercepat shalatnya, dan ketika tiba waktu subuh lelaki itu mengabarkannya kepada Rasulullah, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata :
اِقْرَأ يَا فُلَانُ اِقْرَأْ يَا فُلَانْ اِقْرَأْ يَا فُلَانْ
“ Bacalah wahai Fulan, bacalah wahai fulan, bacalah wahai fulan”
Bacalah terus surat Al Kahfi karena surat itu adalah ketenangan yang Allah turunkan bagi orang yang membacanya, sehingga para sahabat melihat kabut mengelilingi ketika surat Al Kahfi di baca, dimana mereka adalah para malaikat yang sedang asyik mendengarkan bacaan Al Qur’an. Diriwayatkan di dalam Shahih Muslim dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُوْرَةِ الْكَهْفِ، عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ
“ Barangsiapa yang hafal sepuluh ayat pertama dari surat al-Kahfi, maka dia terjaga dari fitnah Dajjal.”
Dajjal akan muncul dan menguasai seluruh dunia dan hanya orang-orang tertentu saja yang akan menaiki gunung untuk bersembunyi dari Dajjal, dan yang lainnya berada dalam kekuasaan Dajjal kecuali beberapa tempat yang tidak bisa disentuh oleh Dajjal yaitu Makkah, Madinah dan Masjidil Aqsha.

Hadirin hadirat saya tidak berpanjang lebar dalam menyampaikan tausiah karena waktu kita sangat sempit, dan malam Selasa yang akan datang kita akan membahas tentang keberadaan Dajjal dan tanda-tandanya serta hikayat-hikyat yang ada dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Selanjutnya kita bermunajat bersama, memohon kepada Allah subhanahu wata’ala agar mata kita tidak diharamkan dari melihat kemulian dan keindahan dzat Allah. Tanpa engkau sadari ketika matamu berlinang karena ingin melihat keindahan Allah maka tanpa kau sadari ketika itu hajat-hajat yang kau inginkan dan hajat-hajat yang belum engkau ketahui pun akan Allah beri tanpa perlu engkau memintanya. Jika engkau punya kekasih dan kau tau sesuatu yang dia sukai maka sebelum ia memintanya pun pastilah kau menghadiahkannya terlebih dahulu itulah sifat sang kekasih maka terlebih lagi Allah subhanahu wata’ala yang melihat hamba-Nya rindu kepadanya maka Allah akan memberikan kepada hamba-Nya sesuatu yang membuat hamba-Nya senang untuk menenangkan hamba-Nya supaya tidak terus menerus meminta kematian karena ingin berjumpa dengan Allah. Seperti anak kecil (bukan berarti saya memberikan contoh dengan ajaran-jaran non muslim) yang mau ditinggal oleh ibunya pergi, maka anak itu diberi mainan atau hal yang menyenangkan baginya, bukan diberi sesuatu yang tidak disukainya seperti sambal misalnya, karena anak itu akan menangis dan justru akan mencari ibunya. Maka terlebih lagi perbuatan Allah subhanahu wata’ala kepada hamba yang merindukan-Nya dengan memberikan untuk hamba-Nya sesuatu yang menjadikannya tenang dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala, semoga kita termasuk diantara mereka, amin…
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ.
Kita berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala semoga Allah memberikan kemudahan dalam perjuangan kita, perjuangan kita di Cirebon, perjuangan kita di Sentul, perjuangan kita untuk santri-santri Papua, dan perjuangan kita bersama Al Habib Quraisy Baharun di Cirebon, begitu pula perjuangan kita di Jakarta ini. Alhamdulillah kita baru mengontrak tanah seluas 3000 M2 di sebelah Markas dan akan digunakan sebagai kios-kios nabawy atau mungkin tempat steam motor atau yang lainnya, dan jamaah majelis yang tidak memiliki pekerjaan bisa ikut bergabung disana, begitu juga kita harus mencari tanah yang lebih luas untuk menampung majelis malam Selasa karena semakin lama tempat ini tidak akan memadai untuk menampung para jama’ah, dan ntuk hal itu membutuhkan budget lebih dari 30 M, namun jumlah itu sangatlah kecil dan tiada artinya bagi Allah. Semoga Allah semakin membukakan rahmat dan kemuliaan untuk kita, dan semoga semakin memperindah Jakarta sebagai kota yang tertib, damai dan aman, amin allahumma amin. Dan malam Minggu yang akan datang ada 2 acara yang bersamaan waktunya, Maulid dan Dzikir Akbar “Ya Allah” 1000 x dan doa untuk bangsa akan diadakan di Lapangan Merdeka Sukabumi pukul 20.00 WIB, dan Haul yang ke 15 Sayyid Al Walid Al Habib Utsman bin Alwy bin Utsman bin Yahya di kediaman Al Habib Ali bin Utsman bin Yahya dan waktunya bersamaan, maka yang tidak bisa ke Sukabumi hadir ke tempat Al Habib Yahya jadi tidak keluyuran kemana-mana. Selanjutnya kita dengarkan qasidah Ya Arhamarrahimin, kita doakan juga saudra-saudara kita yang jauh, Alhamdulillah acara di Kuala Lumpur di Masjid Al Bukhari dan di Masjid Sah Alam berjalan sukses dan mereka puas. Kita akan menjalin hubungan supaya bisa diadakan tabligh akbar Majelis Rasulullah di masjid tersebut setiap sebulan sekali, insyaallah. Selanjutnya doa penutup oleh Fadhilah Al Walid Al Habib Abdurrahaman Al Habsyi yatafaddhal masykura. 
Baca selengkapnya ..::CORETAN FA2AR::..: April 2011

Manakib Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi

Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi atau nama lengkapnya Al-Habib Muhammad bin Idrus bin Muhammad bin Ahmad bin Ja’far bin Ahmad bin Zain Al-Habsyi, beliau lahir di kota Hauthah (khala’Rasyid) hadramaut pada tanggal 20 syawwal tahun 1265 H. Sebelum beliau lahir ayahnya Al-Imam Al-‘Arif Billah Al-Habib Idrus bin Muhammad Al-Habsyi telah berpergian ke Indonesia untuk berdakwah. Al-Habib Muhammad tidak sempat mengenal ayahnya bahkan tidak pernah melihatnya, karena ketika sang ayah wafat di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat beliau belum lahir. Adapun ibunya Syaikhah Salamah binti Salim bin Abdullah bin Sa’ad bin Semir (Sumair).



Status sebagai anak yatim tidak berpengaruh kepada terhadap diri beliau, karena ibunya dengan penuh kesabaran mendidiknya dan tidak menikah lagi. Di tambah lagi asuhan dan perhatian dari para pamannya, terutama Al-Habib Sholeh bin Muhammad Al-Habsyi yang menjadi munshib Al-Habsyi di negerinya, beliau dibesarkan dalam didikan pamannya ini sehingga mengikuti jalan dan perilakunya.

Sebelum genap berusia tujuh tahun, beliau telah mulai mempelajari Al-Qur’an kepada mu’allim Ali Syuwa’i pada tempat pengajian umum di Hauthah. Kemudian beliau menghatamkannya pada Syaikh Ahmad Al-Baiti, munsyid di kubah datuknya, sayyidina Ahmad bin Zain Al-Habsyi. Dalam perjalanan menuntut ilmunya beliau mengerahkan seluruh segala kemampuannya untuk belajar baik ketika masih di Hauthah maupun di berbagai tempat lain di Hadramaut. Disebagian tempat beliau menetap dalam waktu lama dan di sebagian yang lain beliau hanya tinggal beberapa saat. Al-Ghorfah, Sewun, Tarim, Syibam dan Du’an adalah sebagian diantara kota-kota yang didatanginya.

Selain mempelajari Al-Qur’an, sejak kecil beliau juga belajar ilmu fiqih, hadits, tafsir, tasawwuf, nahwu, sharaf, dan sebagainya. Di dalam Qurrah al-‘Ain disebutkan, di antara kitab-kitab yang dibacanya pada pamannya, Al-Habib Sholeh dan pamannya yang lain Al-Habib Abdullah, adalah kitab Ar-Risalah Al-Jami’ah karya datuknya Al-Habib Ahmad bin Zain, Bidayah Al-Hidayah dan umdah as-Salik dalam fiqih, Al-Jurummiyah dan Al-Mutammimah dalam nahwu. Kepada gurunya Al-Habib Abdullah bin Thoha Al-Haddar Al-Haddad, beliau belajar membaca kitab Fathul-Mu’in, rujukan sangat penting dalam fiqih syafi’i.

Guru-gurunya yang lain dalam fiqih dan tasawwuf adalah Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, Al-Habib Idrus bin Umar Al-Habsyi, Al-Habib Idrus bin Abdul Qadir bin Muhammad Al-Habsyi, Al-Habib Muhsin bin Alwi Assegaf, Al-Habib Hasan bin Husein bin Ahmad Al-Haddad, dan lain-lain. Di antara semua gurunya yang menjadi syaikh fath (guru pembukanya) adalah Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi.

Sejak kecil beliau sering didoakan dan diilbas (dikenakan pakaian, yang tujuannya sebagai pengangkatan atau pengakuan) oleh para alim ulama. Muridnya, Al-Allamah As-Sayyid Abdullah bin Thahir Al-Haddad mengatakan dalam kitab qurrah Al-‘Ain bahwa, di antara yang mendoakan dan meng-ilbas-nya adalah Al-Habib Hasan bin Sholeh Al-Bahr seorang ulama terkemuka. Banyak gurunya yang telah melihat kelebihannya sejak kecil. Mereka telah melihat tanda-tanda kewalian pada dirinya.

Tahun 1281 H, pada usia 16 tahun beliau menunaikan haji untuk pertama kalinya dengan menaiki kapal dagang yang menuju ke Jeddah. Setelah itu kembali ke negerinya, Hauthah. Tetapi hanya beberapa bulan berada di tengah-tengah keluarganya, setelah itu belaiu kembali lagi ke Hijaz untuk menunaikan haji yang kedua, setelah musim haji selesai beliau tidak pulang melainkan menetap di Haramain dan menimba ilmu kepada para ulama.

Di antara para gurunya di Haramain adalah sayyid Fadhl bin Alwi bin Alwi bin Muhammad bin Sahl maulad Dawileh (yang kemudian menjadi tokoh habaib di Turki, Al-Allamah Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, mufti syafi’I di Makkah, Al-Allamah Sayyid Umar bin Abdullah Al-Jufri, dan Al-Allamah Asy-Syaikh Muhammad bin Muhammad Al-‘Azab, beliau juga mendalami tajwid kepada sayyid Muhammad An-Nuri.

Kemudian takdir Allah menentukan beliau untuk pergi ke India, tetapi karena hatinya merasa tak tenang tinggal disana akhirnya beliau menuju singapura dalam perjalannya di jawa. Selama beberapa tahun beliau tinggal di Jakarta menggeluti perdagangan di samping belajar kepada Al-Allamah Al-Habib Ahmad bin Muhammad bin Hamzah Al-Attas, Al-Allamah Al-Habib Umar bin Hasan Al-Jufri dan sejumlah tokoh ulama lainnya.

Demikianlah terus berlanjut sampai Allah melimpahinya cahaya ilmu dan kewalian yang membuatnya terkenal dimana-mana, maka berdatanganlah orang-orang yang ingin belajar dan mendapatkan manfaat darinya dari berbagai tempat di antaranya Al-Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhar, Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, Al-Habib Thahir bin Alwi Al-Haddad, Al-Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf.

Ahklak dan budi pekertinya sangatlah baik, beliau adalah seorang yang pemurah dan berkasih sayang terhadap orang lain, apalagi kepada orang-orang yang lemah, apa-apa yang Allah berikan kepadanya tidak segan-segan beliau memberikannya kepada siapa saja yang mendatanginya, beliau seorang yang murah senyum, lemah lembut tutur katanya dan sangat baik sambutannya, itulah perangainya meneladani perangai datuknya, Nabi Muhammad SAW. Setiap orang yang duduk di sampingnya akan merasa bahwa dirinyalah yang paling dicintai dan dipilihnya sebagai sahabat karib.



Ayah bagi orang miskin

Apabila ada orang bertamu kepadanya, beliau selalu bertanya tentang hal-ihwal anak-anak dan cucu-cucu orang tersebut, demikian juga dengan tamu dari luar kota, beliau menyambutnya dengan ramah dan senang hati, bahkan apabila yang datang fakir miskin, beliau memberikan ongkos pulang disertai hadiah untuk anak-istrinya. Inilah kebiasaan selama hidupnya. Rumahnya selalu terbuka untuk para tamu dan pernah kosong dari mereka. Terlebih lagi fakir miskin yang tidak mempunyai penghasilan yang menentu mereka menginap dirumahnya.

Anak-anak yatim yang dipelihara olehnya menilainya lebih baik dari ayah-ayah mereka karena beliau menyamakan mereka dengan anak-anaknya sendiri dalam memberikan pakaian, makanan, minuman dan tempat tidur. Ketika anak-anak yatim itu telah besar beliau juga mengurus perkawinan mereka dam memberikan apa-apa yang mereka butuhkan. Tidak mengherankan apabila dikatakan bahwa beliau adalah ayah bagi anak-anak yatim dan orang-orang miskin.

Beliau pun sangat dicintai oleh masyarakat umum maupun kalangan khusus, beliau selalu mendamaikan pihak-pihak yang bertengkar walaupun masalahnya besar dan sulit dapat beliau selesaikan dengan baik. Di antara amal jariyahnya adalah pembangunan masjid di purwakarta, Masjid Ar-Raudhah di jombang, dan lain-lain. Beliau juga adalah perintis penyelenggaraan haul para wali Allah dan orang-orang sholeh. Dialah yang pertama kali mengadakan haul Al-Imam Al-Habib Muhammad bin Thohir Al-Haddad yng terkenal di kota Tegal. Beliau juga banyak berziarah ke tempat bersejarah, makam para wali dan orang-orang sholeh dan kegiatan itu pula diikuti oleh khalayak ramai. Semasa hidupnya beliau rajin berdakwah ke beberapa daerah, dalam perjalanan dakwahnya beliau tidak pernah menginap di hotel atau tempat penginapan lain, melainkan di rumah salah satu seorang habib.

Pada setiap hari kamis bulan Rabi’ul Awwal, beliau mengadakan pembacaan maulid Nabi seperti yang dilakukan oleh gurunya Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi di Sewun. Beliau melaksakannya di daerah jatiwangi dekat Cirebon. Lalu memindahkannya ke Bogor sampai timbul rintangan-rintangan dan fitnah dari orang-orang yang dengki. Kemudian beliau memindahkannya lagi ke Surabaya dengan bantuan kapten Arab dari keluarga Boubseith. Demikianlah hal itu berlangsung terus sampai beliau wafat. Sepeninggalnya yang meneruskan adalah Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi di Jakarta di sekolah jamiat kheir, setelah meminta izin kepada para pengurusnya. Maulid ini berlangsung terus sejak tahun 1338 H/1920 M sampai tahun 1355 H/1936 M (17 tahun). Ketika Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi membangun masjidnya di Kwitang ia pun memindahkan gelaran maulid ke masjid itu pada tahun 1356 H/1937 M.

Menjelang wafatnya, Habib Muhammad menyampaikan wasiat, “Aku wasiatkan kepada kalian agar selalu ingat kepada Allah SWT, semoga Dia menganugerahkan keberkahan kepada kalian dalam menegakkan agama terhadap istri, anak, dan para pembantu rumah tangga. Hati-hatilah, jangan menganggap remeh masalah ini, karena seseorang kadang mendapat musibah disebabkan orang-orang yang dibawah tanggungannya yaitu istri, anak, dan pembantu. Sebab, dia adalah pemegang kendali rumah tangga.”

Beliau wafat pada malam rabu 12 Rabi’uts Tsani 1337 H di Surabaya, dimakamkan pada waktu Ashar hari Rabu. Yang mengimami shalat jenazah tokoh besar ini adalah tokoh besar juga yang sekaligus juga menantunya Al-Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhar.
Baca selengkapnya ..::CORETAN FA2AR::..: April 2011
 

Selamat Datang Di "Coretan Fazar"

Selamat datang di Blog saya, semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan diblog saya ini. Terima kasih Telah Berkunjung Di Blog saya,apabila berkenan silahkan berkomentar dan follow blog saya,mari kita saling berbagi ilmu tentang apa saja...

Sekilas tentang penulis

Nama saya Fazar, saya asli jakarta kebon jeruk betawi, saya sangat senang membuat blog, jadi kalo ada yang gak berkenan atau tertarik bisa comment.

Fazar